Lapisan Ozon Spiritual

Ada sepasang gelandangan setengah tua sedang asyik bergandeng tangan di tepi jalan, tiba-tiba diseruduk oleh motor dari belakang. Mereka terpental dan terserak ke aspal. Si wanita pingsan, si laki-laki luka parah wajahnya.
Seorang teman saya berlari berusaha membantu. Orang-orang bengong saja di kejauhan. Mobil-mobil yang distop kebetulan tak ada yang sempat terhenti, sehingga teman saya itu membecakkan korban ke rumah sakit.
Menurut pendapat Anda, mengapa orang segan menolong orang celaka?
"Mungkin karena wegah urusan."
"Repot kalau jadi saksi di pengadilan."
"Kalau begitu?"
"Kerena ada atmosfer ketidakpastian hukum."
Mungkin itu benar, tetapi terasa terlalu "menuduh". Kita perlu lebih objektif menilai masalah itu.
"Sangat merepotkan untuk terseret-seret oleh proses peradilan. Juga secara psikologis ada perasaan umum bahwa pengadilan tidak cukup membuat rakyat merasa at home, karena mungkin belum sungguh-sungguh merupakan Rumah Keadilan."

Pada suatu hari, teman saya itu mengalami kecelakaan. Orang-orang cepat mengerubunginya. Tetapi, ternyata bukan untuk menolong, melainkan untuk merampoki uang dan apa saja yang ada di kantong dan tubuhnya. Baru seusai "kenduri" ada satu-dua orang menolongnya. Anda punya pendapat soal itu?
"Rasa kemanusiaan, solidaritas sosial, dan kesadaran etik telah di-KO oleh kelaparan ekonomi, kerakusan egoistik, dan keterpecahan sosial."
"Itu simptoma dari semacam rasa sinisme bawah sadar dari kejiwaan dan masyarakat. Sinisme terhadap ketidakadilan dan ketidakpastian. Karena mereka tidal cukup menghirup udara keadilan dan kepastian, maka secara naluriah mereka juga tak perlu merasa harus bersikap adil."
Menurut saya itu kegagalan yang serius dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Tingkat tertentu dari ketidaksertaan sosial ekonomi telah meminta ongkos melunturnya kualitas mental dan moral manusia."
Kata teman saya membawa gelandangan tadi masuk rumah sakit, ditanya oleh petugas: "Siapa yang menanggung pasien ini?" Teman saya getir menyaksikan si korban yang kejet-kejet, menjawab spontan : "Tuhan!" Apakah itu tergolong "ongkos" yang Anda maksud?
"Ya! Ongkos penurunan nilai kemanusiaan itu bukan sekadar terjadi secara personal, tapi juga institusional."
Ada ongkos lain menurut Anda?
"Ada banyak. Misalnya saja soal kesungguhan hidup dan sikap sosial. Kalau tiap hari kita dikelilingi ancaman egoisme, ketidakadilan dan ketidakpastian, maka secara psikologis kita merasa ada gunanya untuk bersungguh-sungguh membangun kehidupan untuk jujur dan mengembangkan diri. Contoh lain misalnya menyangkut elan kerja dan etos kerja. Kalau birokrasi kita diperalat untuk kepentingan pribadi atau egoisme kelas kekuasaan, kita merasa sia-sia untuk kerja keras mengembangkan karier. Yang kita kembangkan hanya modal untuk menyogok atau menjilat. Kalau sistem tak menjamin mekanisme yang rasional dari peningkatan karier, maka kualitas produksi setiap pekerjaan kita akan mandul...."

Dengan kata jujur saya kemukakan bahwa Anda telah mengatakan yang sebenarnya ingin saya katakan. Terus terang kadang-kadang "elan kreatif" saya untuk mengemukakan dan mengerjakan kejujuran dan keadilan----memang menurun gara-gara atmosfer semacam itu. Lapisan ozon spiritual kita memang makin robek-robek.


-Cak Nun, dalam buku Surat untuk Kanjeng Nabi-

Related Posts:

    0 Response to "Lapisan Ozon Spiritual"

    Posting Komentar

    amazon