Abul
Fadhl Mas’ud bi Ubaidillah bin An-Nadir menceritakan kepada kami, Abu Bakar
Muhammad bin Al-Husain diceritakan dari Abu Bakar Ali Al Khayyath, dari
Abdullah bin Dusat, dari Al Husain bin Shafyan, dari Ibnu Abi Dunya, daro Ya’qub
bin Ishaq bin Dinar, dari Muhammad bin Ma’adz Al Anbari, dari Ibnu As-Samak,
dar Umar bin Darr bahwa Mujahid berkata:
Ketika
Adam AS memakan sesuatu (buah Khuldi) dari pohon di dalam surga, hilanglah
darinya semua kenikmatan surga. Tidak ada sesuatu apapun yang tersisa dari
kenikmatan surga kecuali simbol kehormatan dan mahkota. Allah menjadikannya
yidak tertutup oleh daun surga kecuali daun itu jatuh darinya. Maka Adam
berpaling kepada Hawa seraya menangis dan berkata, “Bersiap-siaplah kamu keluar
dari sisi Allah. Ini adalah awal dari kesialan yang tergolong maksiat.” Hawa
berkata, “Wahai Adam! Aku tidak menyangka kalau ada seseorang yang berdusta
dengan bersumpah atas nama Allah.” Yaitu, ketika Iblis telah bersumpah kepada
keduanya tentang pohon tersebut. Adam kemudian lari dair surga karena malu
berada di hadapan Tuhan semesta alam. Lalu sebuah pohon dan beberapa dahannya
tergantung padanya, sehingga Adam menganggap bahwasiksanya telah dipercepat.
Ia menundukkan kepala seraya berkata, “Aku mohon ampun, aku mohon ampun!” Allah
Azza wa Jalla menjawab , “ Wahai
Adam, berlalulah dari-Ku!” Kemudian Adam berkata, “Bahkan aku merasa malu
di hadapan-Mu, wahai Tuhanku!”
Kemudian
Allah berfirman kepada kedua malaikat-Nya, “Keluarkanlah Adam dan Hawa dari
sisi-Ku, karena keduanya telah berbuat dosa kepada-Ku!” Kemudian Jibril AS
mencopot mahkota dari kepalanya, dan Mikail AS mencabut simbol kehormatan
darinya. Ketika Adam turun dari alam malakut yang suci ke dunia yang diliputi
kelaparan dan dahaga, Adam menangis menyesali kesalahannya selama seratus
tahun, dan ia membentur-benturkan kepala pada lututnya hingga bumi ini
menumbuhkan rumput-rumput dan pohon-poon karena air matanya.
Abul
Fath Muhammad bin Abdul Baqi menceritakan kepada kami dari Abul Fadhl Ahmad bin
Hasan bin Khairun dari Abu ubai, dari Syadzan, dari Abu Ali bin Muhmmad
Ath-Thumari, dari Muhammad bin Ahmad Al Barra, dari bdul Muni’im bin Idri, dari
Ayahku, dari Wahab bin Munabbih, ia berkata :
Adam AS
mengalami murka dari Allah selama tujuh hari, kemudian Allah melepaskannya pada
hari ketujuh. Ia merasa sedih dan menyesal. Allah berfirman kepada Adam, “Wahai
Adam kesungguhan apa ini yang kamu perlihatkan di hari ini! Apakah Ujian yang
mendatangkan malapetaka dan bencana yang menimpamu!” Adam berkata :” Wahai
Tuhanku, alangkah besarnya kamu perlihatkan besarnya musibah yang menimpaku dan
kesalahanku telah menguasai! Karena itu, aku keluar setelah kemuliaan itu, di
dunia yang penuh kesengsaraan setelah kebahagiaan itu, di dunia yang fana
setelah keabadian dan kekekalan itu, dan di dunia penuh tipu muslihat setelah
rasa aman itu. Wahai Tuhanku! Bagaimana aku tidak menangisi kesalahanku? Bagaimana
nafsuku tidak membuat aku bersedih hati, dan bagaimana pula menghadapi ujian
dan dosa besar ini?”
Allah Ta’ala berfirman kepadanya, “Bukankah
Aku telah memilihmu untuk diri-Ku, dan Aku telah menghalalkan dunia-Ku untukmu.
Bukankah Aku telah memilihmu dari makhluk-makhluk-Ku dan mengkhususkanmu dengan
Kemuliaan-Ku, dan Aku memberikan kecintaan-Ku kepadamu lalu kemurkaan-Ku
memperingatkanmu? Bukankah Aku telah mendampingimu dan meniupkan sebagian
ruh-Ku kepadamu, dan Aku menjadikan para malaikat sujud di hadapanmu? Bukankah
kamu telah menjadi pendamping-Ku, surga-dunia-Ku. Kamu tinggal di dalamnya
sebagaimana yang kamu kehendaki karena kemuliaan-Ku. Kemudian kamu melanggar
perintah-Ku, melupakan janji-Ku dan tidak melaksanakan wasiat-Ku? Bagaimanaa
kamu dapat menghindar dari bencana-Ku? Demi kekuatan-Ku dan kemuliaan-Ku,
seandainya bumi ini dipenuhi orang-orang sepertimu. ‘Mereka selalu bertasbih
malam dan siang tiada henti-hentinya” .(Al Anbiyaa’ (21):20) Kemudian
mereka berbuat dosa kepada-Ku, niscaya mereka akan tergelincir pada lembah-lembah
kemaksiatan! Sesungguhnya Aku telah memaafkan kelemahanmu, menahan kesesatanmu
dan menerima taubatmu. Aku dengar rintihanmu dan mengampuni dosamu. Maka
katakanlah, “Tiada Tuhan selain Engkau Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan
memujimu. Sungguh aku telah menzhalimi diriku dan aku telah melakukan
kejahatan, maka ampunilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang’. “Maka, Adam pun mengucapkan doa tersebut. Kemudian Tuhannya berkata
laginya, “Katakanlah, ‘Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci Engkau Ya Allah,
dengan memuji-Mu. Sungguh aku telah menzhalimi diriku dan aku telah melakukan
kejahatan, maka kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang memberi
kasih sayang’.”
Tangisan
dan kesedihan Adam semakin keras karena besarnya musibah yang menimpa dirinya,
sehingga para malaikat pun bersedih karena kesedihannya dan menagis karena
tangisannya. Adam menangis di atas surga selama dua ratus tahun, kemudian Allah
mengirim sebuah tenda dari tenda-tenda surga dan meletakkannya di tempat Ka’bah
sekarang sebelum Ka’bah dibangun. (Penjelasan lebih lanjut dalam kitab Al
Bidayah wa An-Nahiyah (1/69-110)
Demikian Taubatnya Nabi Adam Alaihissalam
http://naharon7.blogspot.com/2016/08/taubatnya-nabi-adam-alaihis-salam.html
http://naharon7.blogspot.com/2016/08/taubatnya-nabi-adam-alaihis-salam.html
0 Response to "Taubatnya Nabi Adam Alaihis Salam"
Posting Komentar